Ular-ularan....

Jumat, Februari 27, 2009

Pas pulang, semua bikers tanpa kecuali ngacir di sepanjang turunan dari Lembang sampai Wanayasa. Padahal sebenarnya aku pengeeeen banget menikmati indahnya pemandangan di sepanjang jalan itu lho, tapi bagaimana bisa menikmati pemandangan bila berkendara dengan kecepatan diatas 80 km per jam. Bahkan para boncengers saja ketar-ketir saat motor meliuk-liuk dan nyelip-nyelip diantara mobil-mobil di sepanjang tikungan yang menurun. Satu-satunya yang sempat dilakukan hanya berdoa deh kayaknya, Wahai Tuhan, selamatkan kami....doa

Sebenarnya asyik juga
sih berkendara kenceng-kenceng dengan jarak rapat seperti itu. Populernya disebut main ular-ularan. Kalo lagi ular-ularan seperti itu paling asyik ya berada di belakang, soalnya bisa melihat iring-iringan bikers di depannya. Pemandangan yang bagus banget mirip ajang GP di malam minggu kemaren. Tapi kalo kita berada di depan dan mau melihat iring-iringan motor dengan lampu yang menyala, harus sering-sering melihat ke spion, seru juga kok....

Pak Kapitan, lain kali kalo di tempat yang indah pelan-pelan saja ya... siapa tahu, kita juga bisa melihat bidadari yang sedang berjemur di pinggir jalan pegunungan itu. Kan bisa dibawa pulang
kenyit

[+/-] Selengkapnya...

Mobil yang Kabur!


Setidak-tidaknya kami berharap, bahwa sebagaimana berangkatnya, maka perjalanan pulang kami janganlah terganggu dengan tas dan oleh-oleh yang seabreg itu. Namun pada kenyataannya, motor kami harus pula memuat bawaan itu suka atau tidak suka.

Itu semua gara-garanya mobil kijang kantor yang kami bawa touring buat ngangkut musik, ngangkut tas, dan sekaligus jadi ambulan kabur, pulang duluan di pagi buta, gara-gara pemusiknya mau manggung organ tunggal buat acara kawinan pas jam 11 di Jakarta. Maka praktis dalam perjalanan pulang kami tidak bisa mengharapkan backup dari mobil kijang itu...

Tadinya kami mengira mobil kijang berangkat sekitar jam 10-an lah setelah kami beli oleh-oleh di pasar Lembang itu. Dengan demikian kami berharap oleh-oleh yang seabreg itu bisa dimuat di mobil ketemu di Buaran, jadi kami bisa jalan tanpa bawaan yang berat-berat. Nyatanya mobil yang mo beli bensin dulu itu tak kembali lagi, langsung bablas ke Jakarta!

Ya sudahlah, akhirnya kamipun pulang sebagai Bikers bernuansa TKI. Terlanjur beli oleh-oleh seabreg, mau nggak mau ya harus dimuat di motor. Nggak apa-apa, nggak apa-apa... bener, nggak apa-apa kok, kami kan Bikers sejati...sedih

[+/-] Selengkapnya...

Futsal Mania

Jumat, Februari 20, 2009


Diam-diam banyak bikers yang hobi olahraga lho. "Bikers harus tetep fit bro!", begitu alasan bro Fajar yang ternyata juga seorang maniak bola. Makanye saat mentari sepenggalahan, enam bikers pun menggelar futsal di tanah lapang depan penginepan. Jadi! Wa-ong, Fajar, dan Krido, melawan Duwi, Tomo, dan Iman. Hadiahnye, oli Top One 3 kaleng! Lumayan... peace

Seluruh bikerspun ikutan jadi penonton, maka dalam sekejap ramailah lapangan depan penginepan dengan sorak-sorai dan tawa ria ngedukung team jagoannya masing-masing, apalagi saat Wa-ong terjungkal berkali-kali mengejar bola. Wuihhh pokoknya ruame deh... Tapi nggak ada satupun yang taruhan lho, lha bagaimana mau taruhan, kalo ada si Wa-ong ikutan, pemenangnya juga udah ketahuan jelir

Seperti biasanya, yang kalah lepas baju! (untung kagak lepas celana). Dan seperti biasanya juga, baru semenit, team Wa-ong pun harus melepas baju sampai akhir pertandingan! "Habis lapangannya miring sih..., kalah deh", kilah Wa-ong membela diri. Pertandingan berakhir 10-5 untuk team Duwi. Lapangannya miring bagaimana bro, ente aje yang masih miring...sengihnampakgigi

[+/-] Selengkapnya...

Bandung Dalam Cawan.....

Jumat, Februari 13, 2009


Mungkin nggak banyak yang tahu, bahwa kalo kita mau naik ke atas penginapan sekitar 700 meter saja, maka kita sudah akan berdiri di puncak bukit yang berangin kencang. Dari puncak bukit itu kita dapat melihat kota Bandung dengan sangaaaat jelas.

Ada dua tempat di atas bukit itu yang dapat digunakan untuk melihat kota Bandung di bawah sana. Di view point pertama, kita dapat melihat kota Bandung bagian barat, sampai ke waduk Saguling. Tapi secara keseluruhan, kita bisa melihat kota Bandung dari view point kedua. Itu letaknya di dekat Villa-nya Iwan Fals. Kota Bandung itu benar-benar seperti berada dalam cawan. Kota yang sangat luas dan dikelilingi gunung dan pegunungan yang seolah melingkarinya rindu

Nah, kalo baliknya ke penginapan kita melalui jalan melingkar, ternyata di sebelah barat penginapan itu adalah komplek SESKOAU. Di hari libur seperti kemaren, ramainya luar biasa... menyemut, penuh dengan orang-orang Bandung yang jalan-jalan pagi ke Lembang lewat jalan tembus. Pedagangnya juga banyak, mirip-mirip Senayan di Minggu pagi. Bedanya di SESKOAU, semua orang berbahasa sunda kecuali diriku tentunya.....kenyit

Thanks a lot untuk preman Lembang, Mr. Kaishar yang telah berbaik hati menjadi Guide yang luar biasa... Jangan lupa ya, kalo aku kaya besok-besok, ntar anterin aku beli bukit di sebelah villa Iwan Fals itu senyum

[+/-] Selengkapnya...

Wa-Ong

Jumat, Februari 06, 2009


Semua bikers pasti kenal Wa-Ong, biker karismatik dari Meter Reading yang dijuluki biker paling unik oleh panitia. Saya khusus menulis cerita ini sebagai penghargaan terhadap keunikan karakternya yang luar biasa itu tepuktangan

Sepanjang yang saya ketahui, Wa-Ong itu orangnya aktif, supel dan tampil apa adanya. "Myself is what you see." Katanya. Orangnya nggak pernah neko-neko atau protes selama touring, enjoy saja gitu loh. Saking aktifnya, Wa-ong itu selalu saja terlihat di setiap sudut. Kadang terlihat sebagai biker tapi juga sebagai boncenger di saat yang lain. Di arena main bola ada, saat makan ada, saat diskusi ada juga, di arena permainan kartu juga ada, di panggung gembira ada, waktunya tidur, eh ada juga di kamar. Bahkan di pasar Lembang malam-malam, saat orang pada kelaparan dan mencari ketan bakar, ada juga dia disana.....tepuktangan

Kalo kita ingin mengetahui dimana posisi Wa-Ong saat di konvoy jalanan, maka mudah saja. Cari motor supra fit baru yang boncengernya membawa ransel besar dan bendera touring. Kalo nggak Wa-ong yang jadi bikernya, pasti dia akan jadi boncengernya. tepuktangan

Diam-diam Wa-ong ini juga punya hobi menyanyi juga. Malam-malam, tiba-tiba dia muncul ke tengah arena dengan mata merah dan langsung pegang mik. "Gue mo nyanyi" katanya. Maka Budi-pun memainkan lagu kegemaran Wa-Ong. "Bang Thoyib... Bang Thoyib... " dan Gubraaakkkkk!!! Wa-ong pun terjungkal...kebanyakan minum api sih... takbole

[+/-] Selengkapnya...